Selasa, 03 Oktober 2017

Peng. Tek. internet dan new media : tugas 1 (SEJARAH INTERNET PENGGUNAAN DAN PENERAPAN NEW MEDIA)

Nama : Listya witri

Kelas : 2IA20

NPM : 54416078



SEJARAH INTERNET PENGGUNAAN DAN PENERAPAN NEW MEDIA

Sejarah internet
Jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 adalah internet, melalui proyek lembaga ARPA yang mengembangkan jaringan yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research InstituteUniversity of CaliforniaSanta BarbaraUniversity of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Daftar kejadian penting
Tahun
Kejadian
Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasaSputnik.
Sebagai buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam
meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency(ARPA), yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah teknologi komputer.
menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Pada tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-an
Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.
Pertengahan 1960-an
ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford Research InstituteUniversity of California, Los AngelesUniversity of California, Santa Barbara, dan University of Utah.
Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.
Jaringan Tymnet dibuat.
Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node
komputer, yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network Working Group
(INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet"
Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit,
Lexis, The New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya
ke ARPANET melalui jaringan dial-up.
ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, anggota ARPANET
bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika
Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, membuka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telenet, yang merupakan layanan paket data publik pertama.
Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.
Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP)
Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom TruscottJim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Pada tahun ini pula, 
emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.
Awal 1980-an
Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang terhubung.
Layanan 
BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mailmailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari 
Purdue UniversityUniversity of WashingtonRAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982
Istilah "Internet" pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server
mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju hosttersebut.
Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986
Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan
DNS (Domain Name System) yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer.

Apa itu internet
Kumpulan dari jutaan komputer di seluruh dunia yang terkoneksi antara yang satu dengan yang lain merupakan internet. Media yang digunakan untuk mengkoneksi bisa melalui sambungan telpon, serat optik (fiber optic), kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau dengan koneksi wireless. Secara sederhana, cara kerja Internet sama seperti sistem pos atau sistem pengantar parcel, kecuali Internet bekerja dengan sangat cepat.
Misalnya, bila sekarang ini kita di Surabaya dan akan berkirim email ke Amerika, setelah kita tekan tombol Kirim (Send) selanjutnya email kita tadi akan menuju ke mail server. (Mail server ini biasanya bukanlah komputer yang sedang kita pakai saat ini, tetapi bagian dari layanan yang ada di Internet, sehingga kita bisa saja keluar dari Internet setelah menekan tombol Kirim tanpa mengganggu proses pengiriman email tersebut). Kemudian, mail server kita tersebut akan mencoba mengontak mail server di Amerika melewati rute Jakarta - Singapura - Jepang - Amerika atau bila rute tersebut sibuk dapat menngunakan rute Australia - Amerika. Bila satelit yang digunakan dalam rute-rute tersebut sibuk maka mail server kita akan mencoba untuk mengirim kembali setelah beberapa saat sampai benar-benar terkirim. Bila sampai maksimum sampai 4 hari lebih (tergantung setting mail server kita) email itu belum bisa terkirim maka akan dikirimkan email pemberitahuan bahwa email kita tidak sampai. Rute yang harus dilewati paket data di Internet sangat panjang dan melibatkan banyak sekali komputer di seluruh dunia, sehingga bila data yang kita kirimkan adalah data yang pribadi dan/atau penting, sebaiknya menggunakan secure server, yaitu server yang dilengkapi dengan fasilitas enkripsi data sebelum mengirim data ke komputer lain dan fasilitas dekripsi bila menerima paket data dari komputer lain.


New Media a Critical Introduction merupakan sebuah buku yang menceritakan bagaimana perjalanan perubahan dari segi sistem, budaya dan teknologi pada media. Dimulai dari sistem teknologi yang masih menggunakan tenaga manual dirancang menjadi sebuah media dengan teknologi baru dan moderen. Dalam buku ini menceritakan dan menjelasakan mengenai media baru atau dapat disebut sebagai new media, yang mulai menggantikan media lama.

Apa itu media
            media sering disangkutkan khususnya sebagai media komunikasi yang digunakan oleh lembaga maupun organisasi untuk mengkomunikasikan maupun memberikan informasi. Dengan adanya media muncul berbagai sarana aktivitas yang dapat memberikan dampak terhadap publik. kata 'Media', telah digunakan sebagai istilah kata tunggal (Williams 1976: 169). Sebagai contoh media televise dapat dikatakan bahwa isi atau konten dari media yang dibagikan, diterima dan dikonsumsi oleh publik tentunya diatur dan dikendalikan. Hal ini menjadi topik perbincangan dan perdebatan mengenai media, karena dengan berkembangnya teknologi tentunya bukan hanya media saja yang mengalami perubahan tetapi juga publik yang semakin lama semakin cerdas dan dapat memilih media yang mereka mau.

Media baru
New Media a Critical Introduction merupakan sebuah buku yang menceritakan bagaimana perjalanan perubahan dari segi sistem, budaya dan teknologi pada media. Dimulai dari sistem teknologi yang masih menggunakan tenaga manual dirancang menjadi sebuah media dengan teknologi baru dan moderen. Dalam buku ini menceritakan dan menjelasakan mengenai media baru atau dapat disebut sebagai new media, yang mulai menggantikan media lama.
Buku yang ditulis oleh Martin Lister, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant and Kieran Kelly menjelaskan mengenai berbagai macam karaketeristik mengenai media baru. Dalam buku ini dijelaskan secara detail dan komponen-komponen yang membentuk media sehingga disebut sebagai media baru dan perdebatan akan dampak media baru pada kalangan media theorists.

Apa itu Media?
Sebelum kita mengetahui mengenai arti sesunggunya media baru, tentunya kita perlu memahami mengenai apa sebenarnya media terlebih dahulu. Untuk beberapa enam puluh tahun kata 'Media', telah digunakan sebagai istilah kata tunggal (Williams 1976: 169). Kata media sering disangkutkan khususnya sebagai media komunikasi yang digunakan oleh lembaga maupun organisasi untuk mengkomunikasikan maupun memberikan informasi. Dengan adanya media muncul berbagai sarana aktivitas yang dapat memberikan dampak terhadap publik.



Sebagai contoh media televisi mempunyai berbagai banyak saluran yang dapat memberikan banyak informasi bagi publik. Tentunya dibalik media tersebut mempunyai makna khusus bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dapat dikatakan bahwa isi atau konten dari media yang dibagikan, diterima dan dikonsumsi oleh publik tentunya diatur dan dikendalikan. Hal ini menjadi topik perbincangan dan perdebatan mengenai media, karena dengan berkembangnya teknologi tentunya bukan hanya media saja yang mengalami perubahan tetapi juga publik yang semakin lama semakin cerdas dan dapat memilih media yang mereka mau.

New media
untuk kata “New Media” sendiri jika kita artikan ke bahasa indonesia yaitu media baru. berkembang dikarenakan adanya teknologi baru yang dapat menggantikan sistem kerja media lama. Semakin berkembangnya teknolgi perubahan bentuk, produksi, distribusi, dan konsumsi media menjadi lebih kompleks. Dengan demikian muculnya istilah media baru merupakan sesuatu hal yang cepat dan berkelanjutan atas berkembangnya tekologi. Media baru tidak tergolong problematic.

Sejarah Media Baru
            Istilah 'media baru' muncul dan menjadi arti yang cukup pesat pada ahkir tahun 1980-an, dunia media dan komunikasi mulai terlihat cukup berbeda dan perbedaan ini tidak terbatas pada satu sektor saja. Pada tahun 1960 istilah media baru mulai muncul dikarenakan perubahan pada sektor ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan tersebut adalah pergeseran dari modernitas ke posmodernitas, intensifikasi prose globalisasi, pergantian era industri manufaktur dengan pasca era informasi yang terjadi di daerah Barat, dan terbentuknya destabilisasi dan pemerintah geopolitik yang terpusat yang melemahkan mekanisme kekuasaan dan kontrol dari pusat kolonial Barat. Dengan kata lain munculnya media baru dikarenakan adanya fenomena dari perubahan sosial, teknologi dan budaya. Dalam prosesnya teknologi media baru menggunakan sistem digital media tersebut dapat berubah menjadi media interaktif dan dapat mengakses berbagai hal, contohnya saja seperti internet.

Penerapan New Media ke dalam Internet
            Contohnya internet, dengan ketersediaan informasi dari internet, manusia dapat memperluas pengetahuannya, memahami peranan dalam masyarakat dan mengetahui apa saja peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Banyak peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan intepretasi fakta peristiwa. Melalui media baru masyarakat mendapatkan suatu bentuk penyajian informasi berupa berita, opini publik, video, dan sebagainya.
Sekarang Internet  menjadi kebutuhan yang terpenting bagi masyarakat karena banyak informasi yang bisa kita ambil dan pelajari melalui internet. Informasi tersebut juga dapat membantu pekerjaan kita apabila kita mendapat tugas yang masih belum kita pahami, sehingga kita bisa mencari petunjuk materinya melalui internet. Atau untuk saling berkomunikasi secara menyenangkan dengan aplikasi chatting yang telah disediakan akibat dari new media yang terkait dengan internet.

Kesimpulan
            Bagi saya new media memang tidak bisa dihidari. Contoh internet hampir sebagian besar masyarakat menggunakan internet, internet menjadi kebutuhan penting. Kita bisa mengabil informasi menggunakan internet tetapi sekarang banyak juga informasi yang palsu maka dari itu kita sebagai masyarakat yang baik harus menyebarkan dan mencari informasi yang tepat dan benar jangan menyebarkan informasi yang palsu.

Daftar pustaka



Rabu, 23 Agustus 2017

ilmu budaya dasar : tugas 5 (perubahan sosial di indonesia (studi kasus) berdampak perubahan budaya)

perubahan sosial di indonesia (studi kasus) berdampak perubahan budaya


   




Disusun Oleh :

Nama : Listya witri

Kelas : 1IA20

NPM : 54416078













PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
(Studi Kasus: Perubahan Gaya Hidup Anak Muda di Desa Wironanggan Sukoharjo)
ABSTRAK
Perkembangan suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari peran serta anak muda. Terdapat perubahan yang signifikan terkait dengan gaya hidup anak muda yang mengalami pergeseran akibat adanya pengaruh globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan gaya hidup anak muda di Desa Wironanggan, Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Wironggunan, Sukoharjo, tentang perubahan gaya hidup anak muda, dapat diketahui bahwa terdapat perubahan
gaya hidup anak muda yang meliputi cara berpakaian yang cenderung memilih produk bermerek, kebiasaan nongkrong, dan gaya bahasa yang cenderung menggunakan logat kota dan menggunakan bahasa gaul. Kondisi demikian terjadi karena proses pergeseran budaya dari daerah yang cenderung menjadi budaya kota yang identik dengan kehidupan mall dan nongkrong, sehingga bukan hanya cara berpakaian yang berubah, namun pola kebiasaan anak muda juga mengalami perubahan. Namun demikian, tidak semua budaya kota tersebut sesuai dan baik untuk diadopsi. Oleh karena itu, anak muda di desa tetap harus mampu memilih dan memilah budaya mana yang sesuai dengan kepribadiannya, sehingga gaya hidup di lingkungan desa yang mengedepankan rasa kekeluargaan dan persaudaraan tetap lestari terjaga. Kata kunci: perubahan, gaya hidup.

BAB I
Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa di dalam masyarakat. Dengan didukung informasi superhighway, unsurunsur budaya global dapat memasuki dunia lokal dengan sangat cepat dan intensif. Pengaruh budaya global terhadap budaya lokal berarti suatu serangan terhadap identitas suatu bangsa. Inti dari kehidupan berbangsa adalah budaya. Salah satu contohnya adalah gaya hidup kongko-kongko di kafe menjadi tren dalam masyarakat kita, yang tanpa kita sadari hal tersebut merupakan pengaruh globalisasi. Terkait dengan pengaruh globalisasi, perkembangan suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari peran serta anak muda. Anak muda menempati lapisan elit yang dapat menunjukan statusnya melalui gaya hidup tertentu. Perubahan yang terlihat adalah gaya hidup anak muda di desa yang mengalami pergeseran. Anak muda yang sebelumnya hanya nongkrong di oskamling, sekarang nongkrong di kafe dan merubah gaya hidupnya, mulai dari cara berbicara, berpakaian, dan tempat nongkrong. Anak muda sering menghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul dengan teman sebaya. Kondisi demikian juga terjadi pada anak muda di Desa Wironanggan sebagai akibat dari pengaruh globalisasi yang sudah masuk di desa tersebut, salah satunya adalah dengan nongkrong di
kafe. Belakang ini nongkrong di kafe merupakan tren gaya hidup anak muda. Anak muda dan nongkrong adalah dua hal yang sudah melekat. Para siswa usai jam pelajaran, mahasiswa di antara jam kuliah, bahkan karyawan sepulang jam kantor, akan mudah dijumpai duduk duduk di kafe. Ada pencitraan norma baru di masyarakat seolah-olah orang akan menjadi udik dan ketinggalan zaman bila belum pernah minum kopi di kafe. Ada rasa yang beda ketika mereka masuk dan nongkrong di tempat-tempat yang identik dengan gaya hidup elit. Tidak hanya rasa tetapi mereka membeli pola dan gaya hidup, agar mereka menjadi orang modern. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang beriteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam membelanjakan uang dan mengalokasikan waktu. Seperti pola konsumtif yang terjadi pada anak muda saat ini. Perubahan pada gaya hidup anak muda selain konsumtif terhadap produk bermerek, juga seringnya pergi keluar di malam hari menikmati dunia malam seperti clubbing, nge-mall, jalan-jalan (hangout) atau nongkrong di kafe. Budaya urban yang terjadi pada masyarakat, khususnya anak muda di Desa Wironanggan, menyebabkan mereka bersifat kekotaan yang secara langsung maupun tidak, terkait dengan urbanisasi. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Fenomena urban pada hakikatnya terkait erat dengan persoalan tradisi dan modernitas. Masyarakat urban identic dengan industrialisasi dan konsumsi gaya hidup telah menyuburkan keberadaan “anggota masyarakat modern khususnya anak muda” atau sosialita. Sosialita dalam artian fenomena gemerlap. Perubahan gaya hidup terjadi akibat urbanisasi masyarakat dan globalisasi. Anak muda yang pernah tinggal di kota dan kembali kedesanya membawa dampak perubahan gaya hidup dilingkungan anak muda di desa. Zelinsky dan Lewis mengatakan mobilitas penduduk memegang peranan penting dalam perubahan sosial budaya dengan cara membawa masyarakat dari kehidupan tradisional ke suasana dan cara hidup modern yang dibawa dari luar. Perubahan tersebut ternasuk pergeseran nilai dan norma serta jaringan dan pola hubungan kekerabatan dipedesaan (Haryono, 2010). Dari uraian tersebut muncul pertanyaan mengenai bagaimana perubahan gaya hidup anak muda di Desa Wironanggan.

BAB II
ISI
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik rumusan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana perubahan gaya hidup anak muda di Desa Wironanggan?”
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan gaya hidup anak muda di Desa Wironanggan.
Manfaat Penelitian
Seiring dari tujuan yang telah dikemukakan di atas, adapun manfaat dari makalah ini yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis dan sebagai tambahan informasi serta referensi bagi pembaca.
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan terhadap Gaya Hidup. Pembahasan ini menggunakan tinjauan teori gaya hidup. Gaya hidup berbeda dengan cara hidup. Cara hidup ditampilkan dengan ciri-ciri seperti ritual, norma, maupun pola tatanan sosial, sedangkan gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikonsumsi serta bagaimana seseorang tersebut bersikap dan berhadapan dengan orang lain. Menurut Chaney, gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lainnya (Bagong, 2013). Gaya hidup merupakan sebuah dunia modern. Siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri. Istilah gaya hidup merupakan salah satu istilah yang populer pada zaman sekarang. Simbol-simbol modernism bisa teridentifikasi lewat persoalan gaya hidup. Menurut Susanto (2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Sedangkan menurut Kotler (2002), gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum dapat diartikan bahwa gaya hidup dapat dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting untuk dipertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang seseorang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di ekitar (opini). Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin berkembangnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Persoalan gaya hidup tidaklah sederhana seperti halnya potret kehidupan kelas menengah, dan kelas atas. Urusan gaya hidup bukan pula monopoli orang-orang yang berduit maupun orang kota saja. Sebenarnya orang-orang desa kelas bawahpun dapat memakai model gaya hidup tertentu, contohnya dalam hal pakaian dan tempat nongkrong, meskipun hanya sandiwara, meniru-niru atau berpura-pura. Gaya hidup kini bukan lagi monopoli suatu kelas tertentu, tetapi sudah lintas kelas, di mana kelas atas, menengah, dan bawah sudah bercampur-campur dan terkadang dipakai berganti-ganti, hal ini contohnya yang sudah terjadi pada anak muda di Desa Wironanggan. Berangkat dari pemikiran tokoh sosiologi Thorstain Veblen mengenai lieissure class yang berarti waktu luang menjelaskan mengenai perilaku seseorang dalam memanfaatkan waktu luang. Waktu luang tersebut didefinisikan sebagai hal yang negatif yakni suatu kelas pemboros yang banyak mengeluarkan uang untuk mewujudkan keinginannya untuk memenuhi waktu luang. Dalam hubungan gaya hidup waktu dan uang merupakan bagian dari seseorang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan status sosial baik sadar maupun tidak. Faktor-faktor gaya hidup yang dijelaskan oleh Bourdieu meliputi faktor internal yang berupa sikap, pengalaman, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi. Sedangkan factor eksternal meliputi referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Landasan Teori Pada hakikatnya, teori adalah rumusan yang berisikan prinsip umum, membuat asumsi, meramalkan serta menjelaskan suatu gejala atau masalah yang untuk sebagian atau keseluruhan telah dibuktikan kebenarannya (Nazir, 1998: 21). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori untuk membedah masalah penelitian agar diperoleh data yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
1. Teori Modernisasi
Jika mengkaji tentang gaya hidup, maka teori modernisasi merupakan teori yang paling dominan menentukan perubahan gaya hidup. Ada dua teori besar yang mempengaruhi teori modernisasi, yaitu teori evolusi dan teori fungsional. Asumsi teori modernisasi merupakan hasil dari konsep metafora teori evolusi. Menurut teoriteori evolusi, perubahan social bersifat linear, terus maju dan perlahan, yang membawa masyarakat berubah dari tahapan primitif menuju ke tahapan yang lebih maju. Berdasarkan asumsi tersebut, maka para teoretikus perspektif modernisasi membuat kerangka teori sebagai berikut: Pertama, modernisasi merupakan proses bertahap. Teori Rostow tentang tinggal landas membedakan berbagai fase pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai oleh masyarakat, diawali dengan masa primitif dan sederhana menuju masyarakat menuju dan berakhir pada tatanan yang maju dan kompleks.
Kedua, modernisasi merupakan proses homogenisasi. Tidak terbantahkan bahwa proses modernisasi merupakan sebuah proses yang menuntut kesamaan dan kemiripan, di mana hal ini menjadi indikator bahwa proses pembangunan dikatakan berhasil. Proses homogenisasi ini terjadi dalam beberapa tingkat, yang pertama homogenisasi internal, yaitu homogenisasi yang terjadi di dalam negara. Artinya, di antara masyakarat sudah tidak terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial. Yang kedua adalah homogenisasi eksternal yaitu kemiripan dan kesamaan antara negara maju dan Negara berkembang. Watak homogenisasi ini merupakan salah satu target para pemikir teori modernisasi untuk melaksanakan pembangunan secara efektif.
Ketiga, modernisasi merupakan proses Eropanisasi dan Amerikanisasi atau yang lebih popular bahwa modernisasi itu sama dengen barat. Hal ini terlihat bahwa keberhasilan itu merupakan sesuatu yang bersifat barat. Negara barat merupakan negara yang tak tertandingi dalam kesejahteraan ekonomi dan politik. Dan negara maju ini dijadikan mentor bagi negara berkembang. Dalam hal yang lebih nyata, kebijakan industrialisasi dan pembangunan ekonomi sepenuhnya mencontoh hal-hal yang dilakukan negara maju tanpa memperhatikan faktor budaya dan sejarah lokal negara berkembang. Keempat, modernisasi merupakan proses yang tidak mundur. Proses modernisasi merupakan proses yang tidak bisa dihentikan ketika sudah mulai berjalan. Dengan kata lain ketika sudah melakukan kontak dengan negara maju maka dunia ketiga tidak mampu menolak proses selanjutnya. Kelima, modernisasi merupakan perubahan progesif. Hal ini memang diterima oleh para pemikir pembangunan, namun demikian efek samping dari proses ini merupakan suatu proses yang memakan banyak korban yang secara sosial tentu saja berbiaya mahal. Keenam, modernisasi memerlukan waktu panjang. Karena modernisasi merupakan proses evolusioner, sehingga perubahan yang dapat dlihat juga tidak serta merta cepat. Dengan demikian, dibutuhkan waktu yang lama untuk melihat perubahan yang dialami, bahkan proses yang dijalankan modernisasi, termasuk akibat yang dialami proses modernisasi.
2. Teori Hegemoni
Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “eugemonia”. Sebagaimana yang dikemukakan ensiklopedia Britanica, dalam prakteknya di Yunani,eugemonia diterapkan untuk menunjukkan dominasi posisi yang diklaim oleh negara-negara kota (polism atau citystates) secara individual misalnya yang dilakukan oleh Athena dan Sparta terhadap negara-negara yang sejajar. Teori hegemoni yang dicetuskanoleh Gramsci adalah “sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang didalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral. Berdasarkan pemikiran Gramsci tersebut dapat dijelaskan bahwa hegemoni merupakan suatu kekuasaan atau dominasi atas nilai nilai kehidupan, norma, maupun kebudayaan sekelompok masyarakat yang akhirnya berubah menjadi doktrin terhadap kelompok masyarakat lainnya dimana kelompok yang didominasi oleh kelompok lain (penguasa) tidak merasa ditindas dan merasa itu sebagai hal yang seharusnya terjadi. Dengan demikian mekanisme penguasaan masyarakat dominan dapat dijelaskan sebagai berikut: kelas dominan melakukan penguasaan kepada kelas bawah menggunakan ideologi. Masyarakat kelas dominan merekayasa kesadaran masyarakat kelas bawah sehingga tanpa disadari, mereka rela dan mendukung kelas dominan.
PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Wironanggan, Sukoharjo. Sekitar 12km dari pusat kota Solo, 6km ke arah
Selatan dari Bandara Adi Sumarmo Solo. Desa Wironanggan merupakan desa yang tidak begitu besar, tetapi banyak anak muda yang sudah banyak terpengaruh akibat budaya globalisasi. Perubahan Gaya Hidup Anak Muda Desa Wironanggan Gaya hidup seseorang tidak hanya ditentukan dari pribadi masing-masing, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan tempat tinggal. Pengaruh globalisasi merubah gaya hidup anak muda di Desa Wironanggan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perubahan yang dialami oleh anak muda di Desa Wironanggan. Perubahan tidak hanya dalam hal yang konsumtif terhadap produk bermerek saja. Anak muda juga menyukai berwisata kuliner, mencoba makanan dan minuman baru yang ada di kota. Budaya “kongkow” dapat disebut dengan “nongkrong” untuk membicarakan topik resmi maupun tidak di suatu tempat seperti kafe juga dilakukan oleh anak-anak muda di Desa Wironanggan, yang sering meluangkan waktu untuk datang ke sana. Informan mengatakan jika ingin melepas penat sering kali anak-anak muda pergi ke kafe untuk sekedar nongkrong atau minum kopi. Informan juga mengatakan kebiasaan anak-anak muda yang dulunya hanya berdiam diri di rumah, kini beralih pada kebiasaan nongkrong. Kebiasaan nongkrong tidak hanya dilakukan pada siang hari, tetapi juga sering dilakukan pada malam hari. Kondisi demikian yang memicu anak muda untuk ikut ke dalam dunia malam. Tempat yang sering dikunjungi anak muda di Desa Wironanggan ini antara lain adalah Starbuck, kafe, tempat makan seperti KFC, tempat karaoke, hingga “angkringan” pinggir jalan. Bagi anak muda yang memiliki uang, lebih sering menghabiskan waktu di KFC, kafe, Starbuck atau bahkan di tempat karaoke. Tetapi ada pula yang hanya nongkrong di “angkringan” atau warung kopi pinggir jalan. Warung kopi dianggap lebih murah dibandingkan dengan kafe. Sudah menjadi gaya hidup di kalangan anak muda, selain sebagai aktivitas untuk membuang lelah, banyak diantaranya mengikuti orang-orang disekitarnya. Dijelaskan bahwa orang yang mengkonsumsi atau membeli kopi di Starbuck akan lebih bergaya dibandingkan minum kopi di pinggir jalan (Bagong Suyanto, 2013). Kondisi yang terjadi pada anak muda ini dalam kajian pemikiran Thorstain Veblen menjelaskan bahwa perilaku seseorang berubah sesuai dengan keinginan untuk memenuhi waktu luangnya. Anak muda dengan mengisi waktu luang merupakan sebuah kepuasan karena dapat memberikan pengaruh bagi individu yang terkait. Mengikuti pola kebiasaan teman yang berada di lingkungan sekitarnya dapat meningkatkan status sosialnya seperti banyak teman, tidak ketinggalan dari mode dan budaya baru. Selain kehidupan sosial, bahasa dan karakter juga mengalami pergeseran. Anak muda yang ada didesa sudah terpengaruh dengan logat bahasa yang ada di kota. Anak muda didesa sudah banyak mengenal bahasabahasa gaul yang ada di kota yang dahulu belum pernah ada di lingkungan desa, contohnya “OK Bro, Kepo, dan lain-lain. Penggunaan bahasa tersebut sering digunakan ketika bercanda ataupun ketika nongkrong dengan teman-teman. Setiap obrolan ketika keluar malam, kata tersebut selalu terucap disela canda tawa. Pada awalnya hanya mendengar saat berbincang dengan teman lingkungan sekitar namun karena keterbiasaan bahasa tersebut menjadi konsumsi bagi anak muda di desa. Tempat nongkrong menjadi salah satu tempat pertama anak muda mengenal kata tersebut. Perubahan terjadi pada awal anak muda pergi ke kota. Dari situ timbul keinginan untuk mengetahui isi kota baik kehidupan sosial maupun kehidupan malam. Hal ini yang mendorong anak muda ingin merasakan suasana yang baru. Kehidupan malam, nongkrong, nge-mall telah menjadi budaya baru bagi anak muda di desa. Akibat dari perubahan gaya hidup yang konsumtif seperti “nongkrong” di tempat-tempat angkringan maupun kafe akan menghabiskan uang bulanan yang cukup banyak. Faktor yang mempengaruhi perubahan gaya hidup anak muda di desa berasal dari lingkungan. Selain faktor eksternal yang berupa lingkungan dan teman, faktor lain juga dari individu sendiri. Setiap individu memiliki rasa ingin tahu tentang suatu hal. Bourdieu dalam kajian tentang gaya hidup menjelaskan bahwa terdapat factor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan gaya hidup seseorang. Faktor internal berupa sikap. Dijelaskan bahwa sikap seseorang menunjukkan tanggapan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Anak muda selalu ingin mengetahui apa yang ada di lingkungannya, dari pengamatan tersebut memberikan dampak pada pola pemikirannya. Perilaku gaya hidup yang berubah merupakan kebutuhan untuk meningkatkan prestise pada lingkungannya. Timbulnya persepsi mengenai gaya hidup bahwa jika tidak mengenal mode dan gaya akan ketinggalan jaman. Faktor eksternalnya adalah kelas sosial dan kebudayaan. Anak muda melihat kelas sosial di antara teman sebayanya. Persepsi bahwa tidak mengikuti gaya yang ada akan dikucilkan, maka kondisi demikianlah yang menjadikan pengaruh besar bagi anak muda untuk merubah gaya hidupnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada anak muda di Desa Wironanggan adalah gaya hidup yang meliputi cara berpakaian yang cenderung memilih produk bermerek, kebiasaan nongkrong, dan gaya bahasa yang cenderung menggunakan logat kota dan menggunakan bahasa gaul. Kondisi demikian terjadi karena proses pergeseran budaya dari daerah yang cenderung menjadi budaya kota yang identik dengan kehidupan mall dan nongkrong, sehingga bukan hanya cara berpakaian yang berubah, namun pola kebiasaan anak muda di desa juga mengalami perubahan. Bordieau dalam kajian tentang gaya hidup menjelaskan bahwa terdapat factor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan gaya hidup seseorang. Faktor yang mempengaruhi perubahan gaya hidup pada anak muda di desa adalah lingkungan dan temanteman sebayanya. Selain faktor eksternal berupa lingkungan dan teman, faktor lain juga dari individu sendiri. Setiap individu memiliki rasa ingin tahu tentang suatu hal.
Saran
Meskipun budaya modern sudah masuk di lingkungan pedesaan, diharapkan gaya hidup anak muda di desa tidak terlalu jauh mengikuti perkembangan gaya hidup anak kota. Karena tidak semua semua gaya hidup dari kota baik untuk diadopsi. Hal ini bertujuan supaya gaya hidup di lingkungan desa tetap terjaga serta rasa kekeluargaan antar sesama semakin kuat, tidak tercipta suatu sikap yang menonjolkan indiviualisme seperti yang ada di kota.

DAFTAR PUSTAKA
Corner, John and Harvey, Sylvia. Enterprise and Heritage. Crosscurrent of National Culture.
Haryono, S. Joko Tri 2010. Dampak Urbanisasi Terhadap Masyarakat di Daerah Asal
(Online), (http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=om
content&view=article&id=172:-dampak urbanisasi-terhadap-masyarakat-didaerah&catid=34:mkp&itemid=62).
Diakses (28 Maret 2015)
Pearce, Douglas, Tourism Development, Long Man Scientific and Technical, New York, 1989.
Pendit I Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita Perpres 39/2005. Kebijakan Pembangunan Pariwisata dan Kebudayaan. Jakarta: Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan
Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post-Modernisme. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Wiendu Nuryanti. 1993. Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Penerbit Andi
https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/ (diakses 28 Maret 2015)

http://abrahamistic.blogspot.com/2014_03_01_archive.html (diakses 29 Maret 2015)
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0ahUKEwiV7I2yqZnVAhUDKpQKHcHmAy8QFgg-MAQ&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stpss.ac.id%2Findex.php%2FJPI%2Farticle%2Fdownload%2F70%2F58&usg=AFQjCNGis4mAJHBwpFOpjPPh0zRIIY8jPg